Imam Ali berkata, “Untuk meninggalkan kebiasaan, tundukkanlah dirimu, dan bertempurlah melawan hawa nafsu sehingga kalian sukses menawannya.” (Ghurar al-Hikam, hlm. 508)
Beliau juga berkata, “Ibadah yang paling baik adalah memperoleh kekuasaan atas kebiasaan.” (Ghurar al-Hikam, hlm. 176)
Imam al-Baqir berkata: “Pada hari kiamat semua mata akan menangis kecuali tiga mata berikut:
1. Mata orang yang menghabiskan waktu malamnya bangun beribadah mencari ridha Allah SWT.
2. Mata orang yang senantiasa meneteskan air mata karena takut kepada Allah SWT.
3. Mata orang yang mencegah dirinya dari melihat hal-hal yang dilarang demi mencari keridhaan Allah SWT.” (al-Kafi, 2/80)
Imam ash-Shadiq berkata, “Allah berkata kepada Musa melalui wahyu bahwa tidak ada yang lebih efektif untuk mencapai kedekatan kepada-Ku daripada meninggalkan hal-hal yang dilarang. ‘Surga firdaus’ akan dikaruniakan kepada mereka, dan tidak ada orang lain yang diizinkan memasukinya.” (al-Kafi, 2/80)
Mengendalikan diri dan menghindari dosa secara total memang bukan tugas yang mudah, tetapi dengan pandangan ke depan, kewaspadaan diri, keyakinan, dan tafakur, hal itu bisa menjadi lebih mudah. Manusia akan didukung dan diperkuat oleh tuntunan Ilahi sebagaimana janji Al-Qur’an: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS 29:69)
Pendekatan Bertahap: Langkah Perlahan tapi Pasti
Jika kita tidak cukup berani untuk meninggalkan semua dosa sekaligus, kita bisa memulai dengan perubahan bertahap. Mulailah dengan meninggalkan beberapa dosa sebagai tes kekuatan kemauan. Terus berjuang hingga kita menang atas hawa nafsu dan memotong akar dosa. Lalu, ulangi prosedur ini pada dosa lainnya hingga mencapai kemenangan akhir.
Pastikan dosa yang sudah ditinggalkan tidak diulangi lagi. Menolak setiap dosa membuat hawa nafsu dan setan lemah, sementara hati kita digantikan oleh cahaya malaikat Allah. Proses ini harus dilanjutkan sampai jiwa kita mencapai kesempurnaan dan kontrol penuh atas hasrat diri.
Saat membersihkan beberapa dosa, kita mungkin mencapai titik di mana kita merasa mampu meninggalkan semua dosa sekaligus. Gunakan kesempatan ini untuk keputusan besar. Dengan memaksa setan keluar, nafsu akan tunduk dan digantikan oleh Allah dan para malaikat.
Jika kita berusaha keras mencapai tujuan ini, kita akan menjadi pemenang. Perjuangan jiwa mirip dengan pertempuran melawan musuh. Kita harus terus mengawasi musuh, memperkuat kekuatan kita, dan menggunakan kesempatan untuk menyerang hingga musuh dikalahkan atau dipaksa keluar dari jiwa kita.