@laravelPWA
NARSISME DAN "UJB" (Bagian 1)
  • Judul: NARSISME DAN "UJB" (Bagian 1)
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 22:25:35 14-6-1404

Orang narsis selalu sukses membuat orang-orang baru kenal di sekitarnya terkesan. Kesan awal berupa pujian atau perhatian menjadi oksigen untuk berada dan nyaman di lingkungan itu.

Saat menyadari bahwa orang-orang yang terkesan kepadanya mulai mengetahui bahwa dia hanya punya etalase tapi minim isi dan lemah dalam wawasan, dia menjauh seraya mengemukakan alasan-alasan dusta menutupinya, lalu mencari lingkungan baru dengan orang-orang baru yang akan dibuatnya terkesan dan begitulah seterusnya.

Dia tak punya waktu untuk merenungkan diri apalagi mempertimbangkan pikiran dan perasaan orang lain. Dia menganggap sikap dan perlakuan baik orang lain kepadanya sebagai hasil investasi good impressing-nya. Dia minim empati karena selalu berpikiran pragmatis meski kadang berusaha memperlihatkannya dalam sikap yang direncanakan.

Menurut teori psikoanalisis, terdapat dua tipe narsisme yang sering dibahas, yaitu narsisme primer dan narsisme sekunder. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua tipe narsisme berdasarkan perspektif psikoanalisis:

1. Narsisme Primer (Primary Narcissism)

Narsisme primer merupakan kondisi narsistik yang terjadi pada tahap perkembangan awal individu, khususnya pada bayi dan anak kecil. Menurut Sigmund Freud, narsisme primer terjadi ketika individu mengalami keadaan dimana mereka memfokuskan cintanya pada diri sendiri, sebagaimana contoh hubungan dekat antara bayi dan ibunya karena bayi memandang dirinya sebagai pusat dunia.

Narsisme primer dianggap sebagai keadaan normal pada tahap perkembangan awal yang penting bagi perkembangan pribadi individu. Ini membantu individu membangun rasa percaya diri, identitas diri, dan rasa harga diri yang kuat.

2. Narsisme Sekunder (Secondary Narcissism)

Narsisme sekunder mengacu pada bentuk narsisme yang muncul di kemudian hari, biasanya sebagai mekanisme pertahanan atau respons terhadap perasaan inferioritas atau trauma emosional. Narsisme sekunder seringkali terkait dengan pola pikir egois, pandangan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri, kebutuhan akan pujian atau pengakuan eksternal, serta kurangnya empati terhadap orang lain.

 

Bersambung ...