@laravelPWA
BAGIAN PALING JUJUR DALAM DIRI (2)
  • Judul: BAGIAN PALING JUJUR DALAM DIRI (2)
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 22:25:34 14-6-1404

Ayat ini menekankan pentingnya kesadaran, pengetahuan diri, dan tanggung jawab moral setiap individu terhadap tindakan dan perbuatan mereka. Manusia memiliki kapasitas untuk memahami dan menilai tindakan mereka sendiri, serta bertanggung jawab atas amal perbuatan mereka di hadapan Allah SWT.

Dalam epistemologi Mulla Sadra yang dijelaskan ulang dan dikembangkan oleh Allamah Tabatabai pengetahuan fitriah ini disebut "ilmu yang hadir" dan ilmu ladunni.

Ilmu Hudhuri adalah konsep yang sangat penting dalam epistemologi (ilmu pengetahuan) dalam pemikiran Mulla Sadra, seorang ahli filsafat dan teolog Islam Persia abad ke-17. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Allamah Tabatabai, seorang pemikir Muslim terkemuka abad ke-20.

Ilmu Hudhuri (Hudhuri Knowledge Menurut Mulla Sadra, Ilmu Hudhuri adalah jenis pengetahuan yang diperoleh secara langsung melalui "Hudhur", yaitu kehadiran atau kesadaran langsung dari objek yang diketahui. Dalam konteks ini, individu tidak hanya "mengetahui" objek, tetapi juga "menghadiri" objek tersebut secara langsung dalam proses pengetahuan. Ini berarti bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui Ilmu Hudhuri begitu mendalam dan langsung sehingga individu merasakan keberadaan objek secara nyata.

Epistemologi Mulla Sadra menekankan bahwa pengetahuan sejati hanya dapat diperoleh melalui intuisi dan pemahaman batiniah yang mendalam, bukan hanya melalui penalaran atau sensori. Dalam pemikirannya, imajinasi, intuisi, dan wahyu menjadi hal-hal yang ditekankan sebagai metode akses terhadap pengetahuan yang paling dalam. Ilmu Hudhuri dilihat sebagai salah satu bentuk tertinggi dari pengetahuan ini karena melibatkan kesadaran langsung dan kehadiran aktual dari obje. Inilah yang disebut Seinta Sacra.

Menurut Tabatabai, Ilmu Hudhuri adalah bentuk pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman langsung dan kesadaran pribadi yang mendalam, bersumber dari wahyu dan inspirasi ilahi. Ia menekankan pentingnya hubungan subjek dengan objek dalam proses pengetahuan ini, di mana objek tidak hanya dipahami secara penalaran, tetapi juga "dihadiri" secara langsung melalui kesadaran tertinggi. Inilah yang dalam al-Quran disebut basirah.

Dalam keseluruhan, konsep Ilmu Hudhuri dalam perspektif epistemologi Mulla Sadra yang dikembangkan oleh Tabatabai menggambarkan pentingnya kesadaran langsung dan kehadiran objek dalam proses pengetahuan. Konsep ini menekankan bahwa pengetahuan yang lebih dalam dan sejati dapat diperoleh melalui pengalaman langsung, intuisi, dan pemahaman batiniah yang mendalam.

Dengan demikian, Ilmu Hudhuri merupakan upaya untuk mencapai pemahaman yang mendalam dan penuh makna tentang realitas, tidak hanya melalui penalaran rasional atau sensori, tetapi juga melalui pengalaman batiniah dan wahyu ilahi.