Sebagai seorang imam, Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib as. sama dengan imam-imam Ahlulbait lainnya. Mereka maksum, berilmu dan sempurna. Namun demikian, Imam Husain memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh imam-imam lainnya. Keistimewaan-keistimewaan itu tercakup dalam empat hal:
Moyang Sembilan Imam.
Imam Husain as. adalah moyang sembilan imam, dalam arti bahwa sembilan imam dari dua belas imam Ahlulbait adalah anak keturunan Imam Husain. Mereka adalah Ali Zainal-Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far al-Shadiq, Musa al-Kazhim, Ali al-Ridha, Muhammad al-Jawad, Ali al-Hadi, Hasan al-Askari dan Muhammad al-Mahdi. Berikut beberapa Riwayat yang menegaskan hal ini.
Rasulullah saw bersabda:
إن الله اختار من الحسين الأوصياء من ولده، ينفون عن التنزيل تحريف الغالين،، وانتحال المبطلين، وتأويل المضلين، تاسعهم قائمهم
(Sesungguhnya Allah telah memilih para washi dari keturunan Husain. Mereka membersihkan Al-Quran dari pengubahan-pengubahan (tahrif) yang dilakukan oleh orang-orang yang berlebihan (al-ghalin), membersihkan agama dari klaim yang dibuat oleh orang-orang yang batil (al-mubthilin) dan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang menyesatkan (al-mudhillin). Urutan kesembilan dari mereka adalah yang akan bangkit (al-Qaim).
Diriwayatkan dari Salman al-Farisi:
دخلت على النبي وإذا الحسين على فخذيه وهو يقبل عينيه ويلثم فاه، وهو يقول: «أنت سيد ابن سيد، أنت إمام ابن إمام أبو الأئمة، أنت حجة ابن حجة أبو حجج تسعة من صلبك، تاسعهم قائمهم
(Aku masuk ke rumah Nabi Saw dan melihat al-Husain berada di pangkuannya. Nabi mencium matanya dan bibirnya, lalu berkata: ‘Engkau adalah pemimpin, anak dari seorang pemimpin. Engkau adalah imam, anak dari seorang imam dan moyang dari para imam. Engkau adalah hujjah, anak dari seorang hujjah dan moyang dari sembilan hujjah. Keturunanmu yang kesembilan adalah seorang yang akan bangkit),
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri:
سمعت رسول الله يقول للحسين
أنت الإمام ابن الإمام وأخو الإمام، تسعة من صلبك أئمة أبرار والتاسع قائمهم
(Aku mendengar Rasulullah Saw berkata kepada al-Husain: ‘Engkau adalah imam, anak dari seorang imam dan saudara dari seorang imam. Sembilan dari keturunanmu adalah para imam yang saleh. Keturunanmu yang kesembilan adalah seorang yang akan bangkit).
Juga diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri:
اسمعت رسول الله يقول: الأئمة بعدي اثنا عشر تسعة من صلب الحسين والتاسع قائمهم، فطوبى لمن أحبهم والويل لمن أبغضهم
(Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Para imam setelahku ada dua belas. Sembilan dari keturunan Husain. Keturunan kesembilan (dari al-Husain) adalah seorang yang akan bangkit. Maka berbahagialah orang yang mencintai mereka dan celakalah orang yang membenci mereka),
Pemimpin Para Syuhada.
Keistimewaan kedua dari Imam Husain adalah bahwa ia adalah pemimpin para syuhada (Sayyidus-syuhada) di dunia dan akhirat. Dalam hadis qudsi disebutkan:
أما إنه سيد الشهداء من الأولين والآخرين في الدنيا
(Adapun al-Husain, dia adalah pemimpin para syuhada, dari yang pertama hingga yang terakhir, di dunia dan akhirat).
Jadi ketika gelar “Pemimpin Para Syuhada” disebutkan, yang terlintas di benak adalah Imam Husain al-Syahid.
Selain itu, diriwayatkan dari Abu Bashir, dari Imam Ja’far al-Shadiq, dari ayahnya Imam Muhammad Al-Baqir, dari Jabir, dalam hadis tentang “Lauh”:
فأشهد بالله إني هكذا رأيته مكتوباً:…وجعلت حسيناً خازن وحيي، وأكرمته بالشهادة، وختمت له بالسعادة، فهو أفضل من استشهد، وأرفع الشهداء درجة، جعلت كلمتي التامة معه، والحجة البالغة عنده
(Aku bersaksi di hadapan Allah bahwa aku melihatnya tertulis demikian: …”Dan aku jadikan Husain sebagai penjaga wahyu-Ku. Aku memuliakannya dengan kesyahidan dan mengakhiri hidupnya dengan kebahagiaan. Dia adalah syahid terbaik dan paling tinggi derajatnya di antara para syuhada. Aku jadikan kata-Ku (kalimati) yang sempurna bersamanya dan hujjah yang lengkap ada padanya).
Bersambung ...