Hal ini juga pula yang menjadi fokus keterangan yang diberikan oleh Imam Ali a.s., yakni usahakanlah untuk melihat dan menyaksikan dari dekat berbagai masalah, ketidaksetiaan, berubah-ubahnya keadaan dan kesulitan-kesulitan dunia, agar memberikan pengaruh yang cukup pada diri kita, sehingga hati kita tidak akan tertipu dengan kehidupan dunia yang sangat hina. Apabila memandang gemerlap dunia, istana-istana, bangunan-bangunan yang megah nan indah, kebun-kebun dan beragam pemandangan yang elok, menyebabkan hati kita terpaut pada dunia, maka di samping itu kita juga harus melihat berbagai malapetaka, bencana, kehancuran dan kesulitan-kesulitan dunia, agar tercipta keseimbangan dalam hati dan kita tidak terlalu jatuh cinta pada dunia. Karena jika tidak begitu, hati kita akan terpaut dengan dunia. Bila hati sudah terpaut dengan dunia, kita akan melupakan akhirat, yang akan membawa kita pada siksa abadi. Oleh sebab itu, beliau memberikan pesan khusus berkaitan dengan masalah ini dan berkata: “Tunjukkan pada hatimu berbagai petaka dunia, agar hatimu melihat dan mengetahuinya.”
Kata “bashshirhu” di sini juga bisa diberi arti yang lain, yaitu bashirah. Yang dimaksud dengan bashirah adalah, bahwa manusia harus pandai-pandai dalam menghadapi berbagai petaka dan tipuan dunia agar tidak terjerumus dan tertipu. Alhasil, beliau tidak mengatakan “pahamkan pada hatimu” atau “ingatkan hatimu,” karena memang tujuannya bukan sekadar memahamkan pada hati, tetapi ada tujuan yang lebih besar dan lebih tinggi, yaitu lakukanlah sesuatu agar hatimu melihat dan menyaksikan berbagai petaka dan kesulitan dunia.
Imam Ali a.s. mengajak hati untuk mengambil pelajaran (ibrah) dari ketidakmenentuan dan berubah-ubahnya kehidupan dunia. Beliau a.s. berkata: “Peringatkan hatimu akan kekuasaan waktu, tidak dapat diperhitungkannya perubahan (tidak dapat diprediksi dengan pasti apa yang akan terjadi) dan pergantian siang dan malam.”
Waktu atau masa berpotensi untuk menguasai manusia. Hati manusia mempunyai banyak keinginan dan tidak pernah puas. Sementara itu, banyak orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, tetapi berbagai macam peristiwa yang terjadi sepanjang masa hidup, sepertinya telah memisahkan antara mereka dengan keinginan-keinginannya, sebagaimana juga telah memisahkan mereka dengan apa-apa yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu, peringatkan hatimu akan serangan waktu, di mana dia tidak lagi memberi kesempatan padamu untuk bergerak dan berpikir.
Peringatkan juga hatimu akan terjadinya perubahan masa, karena perubahannya bisa terjadi sangat drastis dan menyakitkan. Jangan sekali-kali kamu menganggap perubahan keadaan di dunia ini remeh dan sepele. Sebagai misal, janganlah kamu mengira manfaat atau bahaya yang bisa terjadi di dunia ini, remeh dan tak berarti, tetapi sebagian perubahan boleh jadi sangat dahsyat dan luar biasa. Perubahan yang bisa terjadi di dunia, dapat melempar seseorang dari puncak kemuliaan yang paling tinggi menuju lembah kehinaan yang paling dalam. Boleh jadi seseorang hari ini di puncak kekuasaan, namun pada keesokan harinya dia akan berubah lemah, terhina dan tak berdaya apa-apa.
Perubahan yang sangat drastis ini, tidak hanya terjadi dalam masalah-masalah materiil, tetapi bisa juga terjadi dalam masalah-masalah maknawi dan spiritual. Banyak orang yang telah berhasil mencapai derajat tinggi bidang ilmu, ketakwaan, dan irfan, namun setelah beberapa waktu dia terjatuh ke jurang kenistaan, sehingga kenyataan yang terjadi akan sangat sulit untuk dipercaya. Dalam usia pendek hidup kita di dunia ini, peristiwa-peristiwa yang semacam ini telah terjadi, dan bila kita tidak melihat langsung dan hanya mendengar saja, kita akan sulit. untuk bisa percaya tentang bagaimana orang-orang yang telah mencapai puncak kemuliaan, bisa turun dan terjerumus ke jurang kehinaan, mereka terhinakan hanya dalam waktu yang sangat singkat; dari istana-istana surgawi terlempar menuju kedalaman neraka jahanam.
Karenanya, kita harus menyadari, bahwa setiap saat terdapat kemungkinan terjadinya berbagai macam peristiwa seperti di atas, yang dalam waktu singkat dapat merampas dan merebut semua kemuliaan dan kebaikan yang kita miliki.
Kita harus selalu waspada, bahwa semua bahaya ini ada di hadapan jalan, kita harus arif dan pandai mengambil pelajaran. Jangan sombong dan lupa diri; jangan sekali-kali lalai akan bahaya yang mengancam hadapan perjalanan hidup kita. Kita tidak akan pernah bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, kecuali apabila kita tunjukkan dan perlihatkan kepada hati kita tentang berbagai perubahan dan peristiwa- peristiwa tragis yang telah menimpa umat manusia. Hanya dengan cara melihat dan menyaksikan berbagai perubahan itulah, hati kita akan dapat mengambil pelajaran dan ibrah.