Bulan suci Ramadhan merupakan bulan penyucian diri dengan keutamaan akhlak dalam iman dan amal shalih.
Manusia terdiri dari fisik dan mentalnya, material dan spiritualnya. Tubuh material adalah bagian dari kodrat manusia yang bersifat fisik, sedangkan jiwa dan spiritualnya adalah bagian dari metafisiknya yang memberi nilai dan orisinalitas kepada manusia, sekaligus mengungkapkan perbedaannya dari makhluk lain.
Kebesaran yang bisa diraih setiap manusia terletak pada aspek spiritualnya, yang menyebabkan manusia unggul dan mencapai posisi kedekatan dengan Tuhan. Tentu saja, aspek spiritual ini juga perlu tumbuh dan berkembang yang membutuhkan latihan dan penyucian diri. Bulan Ramadhan menjadi momentum terbaik untuk meningkatkan kekuatan spiritual manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ritual dan program spiritual Ramadhan memupuk jiwa dan spiritualitas manusia daripada tubuhnya. Dengan kata lain, meskipun puasa memiliki banyak manfaat dan berkah materi bagi individu dan masyarakat, namun tujuan utama bulan suci Ramadhan adalah penyucian diri dan peningkatan kekuatan spiritualitas manusia.
Mengurangi makan dan menjaga keseimbangan adalah cara terbaik menuju kesempurnaan. Sebab, makan berlebihan termasuk salah satu hambatan terbesar menuju kesempurnaan. Imam Khomeini dalam hal ini berkata, "Tuhan membentangkan hidangan di bulan Ramadhan untuk menjamu tamunya dan memberikan mereka apa yang telah disiapkan untuk mereka. Hidangan Tuhan Yang Maha Kuasa itu adalah Al Quran."
Kemudian Imam Khomeini menambahkan, “Terlintas dalam pikiran mengapa malam Lailatul Qadr bukanlah salah satu malam pertama bulan suci Ramadhan? Sebab, malam di mana Tuhan ingin memberikan lebih banyak berkah belum disiapkan di awal bulan Ramadhan. Persiapan itu dengan rasa lapar dan dahaga serta latihan untuk tubuh. Kita harus menjauhkan diri ini dari aspek materialistisnya dan lebih dekat menuju spiritualnya dengan mendekati sifat malaikat, sehingga lebih siap menerima pengetahuan dan berkah ilahi. "
Puasa merupakan sarana perbaikan diri, landasan perubahan dan tindakan yang dilakukan sesuai fitrah manusia untuk mencapai kesempurnaan. Bulan suci Ramadhan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus kesempatan untuk bergerak menuju nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang tertinggi sebagaimana diajarkan dalam ajaran Islam.
Puasa adalah salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap pria dan wanita Muslim yang berakal dan baligh selama sebulan. Tetapi mereka yang memiliki alasan yang dibenarkan dalam agama diperbolehkan tidak berpuasa. Misalnya, seseorang yang tidak dapat berpuasa karena lanjut usia, atau yang menderita penyakit hingga tidak bisa berpuasa, tetapi harus membayar fidyah yang diberikan kepada orang miskin.
Seorang wanita yang menyusui, puasa tidak wajib baginya, tapi harus mengqada puasanya di bulan lain. Selain itu, jika puasa berbahaya bagi nyawa seseorang, maka puasa tidak wajib baginya. Meskipun demikian, ia harus membayar fidyah dengan memberi makan fakir miskin setiap hari.
Di bulan suci Ramadhan sangat dianjurkan untuk berdoa. Orang yang berdoa harus sadar bahwa yang dituju adalah pemilik dan penciptanya. Oleh karena itu, ketika berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap wujudnya. Jika doa penuh perhatian, maka akan mendatangkan mendatangkan ketakutan dan harapan; Takut akan dosa yang tidak menghalangi jawaban doa dan harapan akan rahmat dan belas kasihan Tuhan. Allah swt berfirman, "Berdoalah dalam keadaan antara ketakutan dan harapan."
Salah satu doa yang biasa dibaca pada malam bulan suci Ramadhan, adalah doa Iftitah, beberapa petikannya kami sajikan sebagai berikut:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ilahi, aku membuka pujian dengan bersyukur kepada-Mu. Engkaulah yang memberkati hamba-Mu, dan aku yakin Engkau yang menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran. Tuhanku, Engkaulah pemberi ampunan dan rahmat, yang Maha Penyayang dari paling penyayang, tapi menjatuhkan azab pada waktunya dengan sekeras-kerasnya balasan.
Ilahi, Engkau memberikan izin kepadaku untuk menyebut asma-Mu, aku memohon kepada-Mu duhai Tuhan Yang Maha Mendengar dan Penyayang. Dengarkan pujian permohonanku, wahai yang Maha Pemaaf. Kau Abaikan kesalahanku.
Ilahi, berapa banyak masalah yang telah Kau hilangkan, dan berapa banyak kesedihan yang telah Kau hapus, dan berapa banyak kesalahan yang telah Engkau abaikan, pengampunan dan belas kasihan-Mu dari banyaknya dosa dan kesalahanku yang telah membuatku rakus untuk melakukannya. Aku memohon kepada-Mu dari apa yang tidak pantas kuraih. Semua karena belas kasihan dan rahmat-Mu.