Dalam Hadist Qudsi-Nya, Allah swt Berfirman
kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa,
bersyukurlah kepadaku dengan sebenar-benarnya
syukur.”
Nabi Musa menjawab, “Bagaimana aku mampu
bersyukur dengan sebenar-benarnya sementara
tidak ada satu syukur pun yang aku ucapkan
kecuali Engkau Memberi nikmat kepadaku (untuk
dapat bersyukur) ?
Kemudian Allah Berfiman, “Wahai Musa, dengan
keyakinanmu itu engkau telah benar-benar
bersyukur kepadaku.”
Cara bersyukur yang sebenarnya bukan hanya
dengan memperbanyak ucapan Alhamdulillah.
Langkah pertama untuk bersyukur adalah
keyakinan dalam hati. Keyakinan bahwa semua
yang kita lakukan dan semua yang kita miliki
adalah dari Allah swt.
Bahkan kemampuan untuk bersyukur pun adalah
taufik dan hadiah dari-Nya.
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ
“Dan segala nikmat yang ada padamu
(datangnya) dari Allah.” (QS.an-Nahl:53)
Setelah itu barulah kita mengucap syukur dari
lisan. Dan yang terpenting dari semua itu
adalah menggunakan semua nikmat ini di jalan
yang diridhoi Allah swt.
Karena wujud dari kufur nikmat yang
sebenarnya adalah menggunakan kenikmatan ini
untuk melanggar syariat Allah swt.
وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.” (QS.an-Nahl:114)