@laravelPWA
Rahasia Dibalik Penyucian Diri
  • Judul: Rahasia Dibalik Penyucian Diri
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 13:57:46 10-6-1404

Kita akan kembali menggali mutiara-

mutiara hikmah dari ayat-ayat Al-

Qur’an. Dan kali ini, ayat yang akan

kita ambil adalah Firman Allah yang

berbunyi,

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى – وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى

Maka katakanlah (kepada Fir‘aun),

“Adakah keinginanmu untuk mensucikan

diri, dan engkau akan kubimbing ke

jalan Tuhan-mu agar engkau takut

kepada-Nya?” (QS.An-Nazi’at:18-19)

 

Ayat ini menceritakan tentang

perintah Allah kepada Nabi Musa as

untuk berdakwah kepada Fir’aun. Dan

yang menarik dari ayat ini adalah,

1. Cara nabi Musa berdakwah.

Coba perhatikan, beliau menggunakan

cara yang sangat santun dan tanpa

paksaan sedikitpun. Nabi Musa tidak

berkata, “Kemarilah ! Akan kusucikan

dirimu !” tapi beliau menawarkan

kepada Fir’aun “Adakah keinginanmu

untuk mensucikan diri?”

Karena tidak ada yang dapat

mensucikan seseorang kecuali dirinya

sendiri. Jika tidak ada niatan

didalam hati, maka usaha sekeras

apapun tidak akan mampu merubahnya.

 

2. Hidayah tidak akan sampai tanpa

penyucian diri.

Hal pertama yang perlu diperhatikan

untuk sampainya hidayah adalah

penyucian diri. Tanpa penyucian diri,

dakwah dan ajakan para nabi tidak

akan masuk dan diterima.

Bahkan Ta’lim (pembelajaran) Al-

Qur’an pun tidak dapat diserap

kecuali oleh orang-orang yang

mensucikan dirinya.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ

وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

“Dia-lah yang Mengutus seorang Rasul

kepada kaum yang buta huruf dari

kalangan mereka sendiri, yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat-

Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan

mengajarkan kepada mereka Kitab dan

Hikmah.” (QS.Al-Jumu’ah:2)

Dalam ayat ini Allah mendahulukan

kata menyucikan jiwa sebelum

mengajarkan ilmu. Karena tujuan dari

ilmu adalah agar seseorang mampu

mensucikan dirinya. Karena itulah

Allah Mendahulukan tujuannya

(penyucian diri) sebelum ilmunya.

 

3. Tujuan dari dakwah adalah agar

munculnya “rasa takut” kepada Allah

swt.

Landasan utama dari dakwah adalah

penyucian diri. Dari proses

mensucikan diri itu akan muncul rasa

takut kepada Allah swt.

Kenapa harus muncul rasa takut

tersebut?

Karena hanya orang-orang yang

memiliki rasa takut lah yang akan

mengingat Allah dan taat kepada-Nya.

إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَى

“Melainkan sebagai peringatan bagi

orang yang takut (kepada Allah).”

(QS.Thaha:3)

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَى

“Orang yang takut (kepada Allah) akan

mengambil pelajaran.” (QS.Al-A’la:10)

 

Namun rasa takut ini tidak akan

muncul tanpa pengenalan kepada Allah

swt. Mustahil seseorang akan takut

kepada sesuatu yang tidak ia kenali.

Karena itu ilmu dan ma’rifah sangat

dibutuhkan agar muncul rasa takut

kepada-Nya.

Maka jangan heran jika Al-Qur’an

menyebut orang-orang yang takut

kepada Allah hanyalah ulama’ (orang-

orang yang berilmu) seperti dalam

Firman-Nya,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء

“Di antara hamba-hamba Allah yang

takut kepada-Nya, hanyalah para

ulama.” (QS.Fathir:28)

 

Kesimpulannya adalah, proses masuknya

hidayah adalah dengan mensucikan diri

terlebih dahulu. Lalu dengan menambah

ilmu untuk lebih mengenal Allah swt.

Kemudian dari situlah akan muncul

rasa takut kepada-Nya.

Dan barangsiapa yang telah memiliki

rasa takut yang sebenarnya kepada

Allah, merekalah yang disebut orang-

orang yang bertakwa.

Marilah kita sucikan diri dengan

memperbanyak ibadah dan amal baik,

karena Allah Berjanji akan Memberikan

ilmu dari-Nya secara langsung bagi

siapa saja yang mau mensucikan diri.

وَاتَّقُواْ اللّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّهُ

“Dan bertakwalah kepada Allah, Allah

Memberikan pengajaran kepadamu.”

(QS.Al-Baqarah:282)