@laravelPWA
Syiahkah pembunuh Imam Husain as sebenarnya?
  • Judul: Syiahkah pembunuh Imam Husain as sebenarnya?
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 2:4:46 15-6-1404

Wahabi berdalih dengan pernyataan Ibnu Katsir bahwa

pembunuh Imam Husain as di hari Asyura adalah Syiah

sendiri. Dan kini orang-orang Syiah menyesali

perbuatannya itu. Oleh karenanya di bulan Muharram

orang-orang Syiah ramai memukul-mukul dirinya sendiri

demi membalas kesalahannya.

Wahabi: “Mengapa orang-orang Syiah begitu dahsyat

mengungkapkan kesedihan akan terbunuhnya Imam Husain

as? Karena orang-orang Syiah menyesali apa yang telah

dilakukan oleh ayah-ayah mereka yang telah membunuh

Imam Husain as dan sahabat-sahabatnya. Oleh karena itu

kini mereka bertaubat dan sebegitu mengagungkan Imam

Husain as demi membalas kesalahan mereka.”

Syiah: “Apa dasar ucapanmu ini?”

Wahabi: “Mereka yang datang ke Karbala dan membantai

Imam Husain as bukanlah orang-orang Syam, Hijaz, dan

Bashrah; mereka adalah penduduk Kufah. Sedang penduduk

Kufah di saat itu kebanyakan adalah orang-orang Syiah.

Ya mereka itu lah (orang-orang Syiah sendiri) yang

datang ke Karbala lalu membunuh Imamnya sendiri.”

Syiah: “Pertama, meskipun hal ini tidak mungkin, andai

saja memang benar ada sekelompok orang yang mengaku

Syiah lalu karena takut terhadap Yazid mereka datang ke

Karbala dan memiliki andil dalam tragedi itu, bukan

berarti ‘ mazhab Syiah’ itu sendiri secara keseluruhan

adalah pengikut Yazid. Adalah hal yang wajar dan di

manapun memang begitu jika ada sebagian orang dari

suatu kaum termasuk orang-orang yang tidak benar dan

menyeleweng.

Kedua, tuduha itu tidak benar, karena aku punya dalil

yang kuat untuk menjawabnya.”

Wahabi: “Apa dalilmu?”

Syiah: “Pasukan Yazid terdiri dari orang-orang

Khawarij, antek-antek Bani Umayah, orang-orang Munafik

yang pernah diusir oleh Imam Ali as dari wewenang

kepemerintahan, yang kemudian menjadi para penyimpan

dendam terhadap keluarga nabi, lalu Ibnu Ziyad

memanfaatkan mereka untuk membantai Imam Husain as.

Mereka adalah orang-orang bayaran Bani Umayah, yang

misalnya sebagian dari mereka ditugaskan oleh Yazid

untuk memadamkan setiap api revolusi yang bermunculan.

Oleh karena itu tidak ada orang Syiah di antara mereka.

Oleh karena itu di hari Asyura Imam Husain as menyebut

mereka sebagai Syiah (pengikut) Abu Sufyan. Saat mereka

mendekati kemah keluarga Imam Husain as, Imam

berteriak, “Celakalah kalian wahai pengikut Abu Sufyan!

Kalau memang kalian tidak punya agama, tidak takut akan

hari pembalasan, paling tidak jadilah orang-orang yang

bebas di dunia ini!”

Perlu sedikit kujelaskan tentang masyarakat di masa

kekhalifahan Imam Ali bin Abi Thalib as. Mereka

kebanyakan adalah penduduk Kufah. Namun sepeninggal

beliau, setelah Muawiyah datang, lambat laun mereka

berpencar dan pergi dari Kufah. Antek-antek Muawiyah

seringkali mencari dan membasmi mereka. Terbukti saat

Ziyad bin Abih menjadi gubernur Muawiyah di Kufah,

orang-orang Syiah kalau tidak terbunuh ya pasti

dipenjara. Atau kalau tidak, mereka pasti kabur dari

Kufah dan berlindung di tempat lain.

Di jaman Muawiyah, jika ada orang yang dituduh kafir,

mulhid atau musyrik, sama sekali tidak ada yang

membahas darahnya. Namun jika ada yang ketahuan sebagai

Syiah, mereka pasti dibunuh, harta bendanya dihalalkan,

dan rumahnya diobrak-abrik.

Muawiyah pernah menulis kepada Ziyad bin Abih: “Wahai

Ziyad, bunuhlah orang-orang yang mengikuti ajaran Ali.”

Lalu Ziyad pergi ke masjid dan mengumpulkan masyarakat,

lalu memerintahkan mereka untuk selalu melaknat Ali bin

Abi Thalib. Namun jika ada yang menolak, kepalanya akan

dipenggal.”[1]

Diriwayatkan bahwa Ziyad bin Abih mencari orang yang

bernama Sa’ad bin Sarh untuk dibunuh. Imam Hasan as

menulis surat kepada Ziyad berkaitan dengan hal itu:

“…Sa’ad bin Sarh adalah Muslim tak berdosa…” Ziyad bin

Abih menjawab surat beliau dengan berkata, “Aku akan

menemukannya dan membunuhuhnya karena ia mencintai

ayahmu yang fasik!”[2]

Salah satu kejahatan Ziyad yang lain adalah ia telah

menjadikan Samrah bin Jundab sebagai penggantinya di

Kufah dan Bashrah, lalu sepeninggal Ziyad pun Muawiyah

tetap menjadikannya sejabagi pejabat Kufah, dan dia

adalah orang yang mendalangi pembantain masal 80 ribu

orang tak berdosa.[3]

Abu Sawwar Adwi berkata, “Samrah bin Jundab telah

membanti 47 orang dari kaumku secara tragis padahal

mereka adalah para penghafal Al Qur’an.”[4]

Tokoh-tokoh sejarah seperti Hajar bin Udaiy, Malik

Asytar, Muhammad bin Abu Bakar, Amr bin Hamq, dan…

pernah disiksa oleh antek-antek Muawiyah hingga mati.

Begitu kejamnya Muawiyah hingga ia pernah memerintahkan

agar kepala terpenggal Amr bin Hamq diberikan kepada

istrinya yang dipenjara.”[5]

Pengitu penatnya suasana pemerintahan Muawiyah sampai-

sampai setiap orang tidak berani mempercayai orang

terdekatnya karena bisa jadi termasuk mata-mata

Muawiyah.

Allamah Amini menulis, “Ziyad bin Abih sangat mengenal

masyarakat Kufah. Karena di masa pemerintahan Imam Ali

as, ia termasuk warga Kufah. Ia sangat kejam, dan di

manapun orang Syiah bersembunyi pasti ditemukannya,

lalu dibunuh, atau dipotong tangan, kaki, dibutakan

matanya, diasingkan, dipenjarakan atau disiksa. Ia sama

sekali tidak membiarkan ada seorang pun Syiah yang

tinggal di Kufah.”[6]

Kebengisan terhadap Syiah terus berlangsung hingga masa

Imam Husain as menjadi pemimpin mereka. Oleh karena itu

sangat sedikit orang Syiah yang ada di Kufah; dan Ibnu

Ziyad telah memenjarakan mereka sebelum keberangkatan

Imam Husain as menuju Karbala.

Kurang lebih empat tahun sepeninggal Imam Husain as,

setelah kematian Yazid dan kepergian Ibnu Ziyad ke

Bashrah, orang-orang Syiah bangkit menjebol pintu-pintu

penjara, dan sebelum Kebangkitan Mukhtar dimulai,

mereka melakukan perjuangan gerilya yang dipimpin oleh

Sulaiman bin Shurad Khuza’i selama 93 tahun, lalu

akhirnya mereka semua terbunuh dalam peperangan melawan

tentara Syam.

Allamah Amini menulis, “Sebelum Imam Husain as datang

ke Iraq, Ibnu Ziyad memenjarakan 4.500 orang Syiah. Di

antara mereka ada Sulaiman bin Shurad. Mereka hidup di

dalam penjara selama empat tahun. Oleh karena itu apa

yang telah ditukil oleh Ibnu Katsir tidak benar sama

sekali tentang orang-orang Syiah saat itu takut dibunuh

dan tidak mau membela Imam Husain as, lalu sepeninggal

Imam Husain mereka menyesal dan dikenal dengan sebutan

“orang-orang yang bertaubat” yang dipimpin oleh

Sulaiman bin Shurad, lalu beraksi membayar kesalahan

mereka.”[7]

Dengan demikian, pembunuh Imam Husain as bukanlah

pecintanya sendiri. Mereka benar-benar musuh keluarga

nabi yang telah membantai beliau.[8]

 

 

 

 

CATATAN :

[1] Luhuf, Sayid Ibnu Thawus, halaman 12.

[2] Syarh Nahj Hadidi, jilid 4, halaman 720.

[3] Tarikh Thabari, jilid 6, halaman 132; Kamil, Ibnu

Atsir, jilid 3, halaman 183.

[4] Ibid.

[5] Al Ghadir, jilid 11, halaman 44.

[6] Ibid, halaman 28.

[7] Tanqihul Maqal, jilid 2, halaman 63.

[8] Seratus Satu Dialog, Muhammad Muhammadi Isytihardi,

halaman 413.