@laravelPWA
Menghapus dosa dengan menangisi Imam Husain?
  • Judul: Menghapus dosa dengan menangisi Imam Husain?
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 2:1:40 15-6-1404

Tanya: Apakah orang yang kebiasaannya adalah bermaksiat

hanya dengan menangisi Imam Husain as. ia menjadi orang

yang suci tanpa dosa?

Jawab: Jawaban pertanyaan ini akan menjadi jelas dengan

memahami arti syafaat yang sebenarnya. Dalam banyak

riwayat sering disebutkan bahwa ada beberapa hal yang

dapat meruntuhkan semua dosa-dosa yang telah dilakukan

oleh seorang manusia dan menjadikannya suci.

Rahasia syafaat para Imam, khususnya syafaat Imam

Husain as. yang akan dihasilkan dengan cara meratapi

beliau, baik dilakukan oleh orang yang dosanya sedikit

ataupun banyak, adalah adanya keterikatan dan hubungan

antara hamba dengan Imam maksum. Yakni ketika ada

seorang manusia yang memiliki jailnan ruhani dengan

seseorang yang lain, maka mereka akan memiliki satu

pemikiran, satu keyakinan, satu jalan. Mereka saling

mengenal dan saling mencintai dan terjalin ikatan yang

kuat di antara mereka.

Oleh karenanya, ketika seseorang meyakini seorang Imam,

menaatinya, dan paling tidak mendengarkan ucapannya,

mengamalkannya, maka ia akan menjadi orang yang

sepemikiran dengan Imam, sejalan, seakidah dan dapat

disebut serupa dengan Imam; dan atas dasar ini mereka

saling mencintai. Ini menggambarkan adanya hubungan dan

keterikatan orang tersebut dengan sang maksum; yakni

hubungan antara jiwa orang tersebut dengan jiwa maksum

di alam arwah atau alam batin. Semakin orang tersebut

berperilaku seperti maksum, semakin kuat pula

keterikatan antara mereka; dan begitu pula sebaliknya.

Dengan adanya keterikatan ini, kelak jia di hari kiamat

seorang yang terikat dengan Imam tersebut mengalami

kesulitan dalam perhitungan amalnya, maka Imam dapat

menarik tangannya dan mengangkatnya kehadirat sang

Khalik. Dengan demikian ia dapat tertolong dari

susahnya hari hisab dan terselamat dari jilatan api

neraka.

Seputar masalah syafaat terdapat sebuah pembahasan

penting. Yaitu, harus kita ketahui bahwa seseorang

dapat diberi syafaat dengan syarat orang tersebut

dengan kemauan dirinya sendiri pernah melangkahkan

kakinya menuju keridhaan Allah dan mnjauhi dosa-dosa;

yakni, orang yang dapat diberi syafaat hanyalah orang

yang telah beriman, pernah melakukan amal baik, punya

usaha untuk mentaati aturan Allah, lalu meskipun ia

pernah bersdosa tapi ia bukan termasuk orang yang

sangat banyak dan berlebihan dosa-dosanya.[1]

Oleh karenanya, tidak sembarang orang dapat mendapatkan

syafaat; dan sekedar tangisan untuk Imam Husain as.

saja tidak cukup untuk mensucikannya dari dosa. Jadi

para pendosa tidak berhak dengan mudahnya berkhayal

bahwa jika mereka berbuat dosa, hanya dengan menangis

dan jatuh cinta terhadap Imam Husain as. dosa-dosa

mereka akan diampuni. Kecuali jika kecintaan terhadap

Imam Husain as. adalah kecintaan yang hakiki dan dapat

mencegahnya dari ketergelinciran. Dan juga, salah satu

syarat diberikannya syafaat adalah keridhaan Allah itu

sendir; yakni seseorang dapat diberi syafaat ketika

Allah ridha dengan iman dan amal shaleh yang pernah

dilakukannya.

Imam Shadiq as. menuliskan sebuah surat kepada para

sahabatnya dan menjelaskan masalah ini, “Ketahuilah

bahwa tidak ada satu pun dari makhluk Allah yang bisa

membuat seorang manusia tidak membutuhkan Tuhannya,

baik malaikat ataupun nabi. Oleh karena itu, barang

siapa menginginkan pertolongan syafaat untuknya di hari

kiamat, maka ia harus berusaha agar Allah ridha

terhadapnya.”[2]

Oleh karena itu, adanya kemungkinan tertolongnya

seseorang dengan syafaat ketika ia tidak melakukan

dosa-dosa yang membuat Allah tidak ridha terhadapnya.

Karena jika Allah tidak ridha terhadap seseorang, maka

tidak akan ada lagi yang bisa menolongnya. Jadi

seseorang yang melakukan perbuatan dosa dengan mudahnya

dan ia tidak menyesalinya, lalu kemudian duduk di

majelis aza’ dan menangis untuk Imam Husain as., tidak

akan mendapatkan keridhaan Allah; orang yang tidak

diridhai, tidak akan bisa diberi syafaat.

Akan tetapi seseorang pendosa yang juga tak pernah

berhenti menyesali dosanya, memikirkan cara terhindar

dari dosa-dosa itu, karena pada dasarnya dalam batin

orang tersebut terdapat rasa benci terhadap dosa akan

tetapi ia berkali-kali gagal menguasai dirinya, mungkin

ketika ia mendatangi majelis Asyura dan menangis untuk

Imam Husain as. dosa-dosanya dapat terampuni.

Jadi, jika kita menginginkan syafaat Imam Husain as. di

hari kiamat nanti, maka kita harus berusaha untuk

menyesuaikan diri dengannya, berakidah seperti dia,

berperangai baik dan menirunya. Lalu selain itu, kita

musti berharap agar Allah meridhai kita dan menerima

syafaat para manusia suci untuk kita.

CATATAN :

[1] Mengenai masalah ini, silahkan merujuk, Tajassom e

Amal va Shafaat, halaman 106.

[2] Biharul Anwar, jilid 8, halaman 53.