@laravelPWA
Quran dan Pentingnya Ikatan Keluarga
  • Judul: Quran dan Pentingnya Ikatan Keluarga
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 1:35:7 14-6-1404

Di dalam al-Quran telah disebutkan betapa pentingnya ikatan keluarga, penghormatan kepada ayah dan ibu sekaligus tentang pendidikan anak. Ayat-ayat yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya terkait semua topik ini.


Hal ini dikarenakan komunitas besar manusia tersusun dari unit-unit yang lebih kecil dengan nama rumah tangga, sebagaimana sebuah bangunan besar yang terdiri dari kamar-kamar kemudian dari batu dan bata. Jelas bahwa semakin unit-unit kecil ini memiliki kekokohan, maka pondasi sosial akan lebih kokoh. Dan salah satu faktor ketidaktertiban sosial industri masa kita adalah hancurnya sistem rumah tangga; tidak adanya penghormatan dari anak-anak, tidak adanya kasih sayang dari para ayah dan ibu, juga tidak adanya ikatan kasih sayang dari para pasangan suami istri.


Pandangan yang memprihatinkan panti-panti jompo di tengah-tengah masyarakat industri saat ini sebagai pusat pengasuhan para ayah dan ibu yang lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan disingkirkan oleh keluarganya, merupakan bukti nyata hakikat yang pahit ini. Di panti-panti jompo ini, para pria dan wanita yang telah tersingkirkan setelah seumur hidup mengabdi dan menyerahkan anak-anaknya ke masyarakat. Mereka menghitung hari menunggu kematian di hari-hari dimana mereka sangat membutuhkan kasih sayang anak-anaknya dan bantuan mereka. Mereka memandang tajam ke arah pintu, barangkali ada orang yang dikenalnya datang. Sebuah penantian yang hanya sekali atau dua kali terjadi dalam setahun dan tidak terulang kembali.


Namun Islam benar-benar menganjurkan masyarakat untuk menjaga hak-hak keluarga dan ikatan dengan mereka khususnya berbuat baik pada ayah dan ibu dan menilai sebagai ibadah yang paling baik.


Allah Swt menetapkan berbuat baik pada ayah dan ibu setelah masalah tauhid dan mengenal Allah.
Di dalam riwayat-riwayat yang ada menyebutkan tentang taatilah perintah ayah dan ibu, baik mereka masih hidup maupun sudah mati dan kasih dan sayangilah mereka.


Menghormati ayah dan ibu ketika masih hidup adalah taatilah perintah mereka dan lakukanlah keinginan mereka yang sah. Bila ayah dan ibu sudah meninggal dunia, berbuat baik pada mereka adalah mohonkan ampunan untuk mereka, bacalah al-Quran dan niatkan pahalanya untuk ruh mereka, bersedekahlah dengan niat sebagai sedekah mereka sehingga pahalanya untuk mereka. Ziarahilah kuburannya dan gembirakan ruhnya dengan membaca surat-surat al-Quran. (Tafsir Namuneh, jilid 21, hal 334)


Durhaka Terhadap Ayah dan Ibu
Durhaka terhadap kedua ayah dan ibu merupakan dosa besar.
Ayah dan ibu adalah dua wujud yang berharga dan semua orang mengetahui nilai serta memandang mereka dengan penuh penghormatan. Islam juga menyemangati perasaan hati manusia yang bersumber dari kasih sayang dan rasio ini. Dengan penjelasan yang berulang-ulang dan detil, menunjukkan nilai mereka sebagaimana seharusnya. Mengingatkan anak-anak agar jangan sampai lupa menghormati ayah dan ibunya sesaatpun.


Islam menilai hak ayah dan ibu sebagai hak yang paling besar dan mendahulukannya dari semuanya. Sengsaralah orang yang meremehkan kewajiban ini atau menjadikan ayah dan ibunya marah padanya. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ اَصْبَحَ مُسْخِطًا لِاَبَوَيْهِ اَصْبَحَ لَهُ بَابَانِ مَفْتُوْحَانِ اِلَي النَّارِ
Barang siapa yang menjadikan kedua ayah dan ibunya marah, maka dua pintu neraka akan terbuka untuknya. (Islam Dar Ghalb-e Ejtema)


Dari riwayat dan hadis bisa dipahami bahwa durhaka terhadap kedua ayah dan ibu tidak bisa diampuni. Orang yang durhaka terhadap orang tua, terlaknat. Allah tidak akan menerima salatnya. Akibatnya akan buruk dan celaka.
Berbuat baik kepada kedua ayah dan ibu merupakan kaffarah dosa-dosa. Berbuat baik kepada kedua ayah dan ibu lebih baik daripada jihad dan orang yang berbuat baik kepada kedua ayah dan ibu, hartanya akan banyak dan umurnya akan panjang.

Riwayat Ahlul Bait Tentang Ayah dan Ibu
Berbuat baik kepada ayah dan ibu akan memudahkan sekarat kematian dan menjauhkan kemiskinan
Imam Shadiq as berkata:
مَن أحَبَّ أن يُخَفِّفَ اللّه  عَزَّ و جلَّ عَنه سَكَراتِ المَوتِ ، فلْيَكُنْ لقَرابَتِهِ وَصُولاً و بوالِدَيهِ بَارًّا ، فإذا كانَ كذلكَ هَوَّنَ اللّه  عَزَّ وَ جَلَّ علَيهِ سَكَرَاتِ المَوتِ و لَم يُصِبْهُ في حَيَاتِهِ فَقرٌ أبَدًا
Barang siapa yang ingin agar Allah meringankan sekarat kematiannya, maka perbanyaklah silaturrahim dan berbuat baik kepada kedua ayah dan ibunya. Lalu, bila demikian adanya, maka Allah akan memudahkan sekarat kematiannya dan tidak akan pernah mengalami kemiskinan dalam hidupnya. (Amali Shaduq, hal 389)


Panjangnya umur dan lapangnya rezeki
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ سَرَّهُ اَنْ يَمُدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَ يُبْسِطُ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَصِلْ اَبَوَيْهِ فَاِنَّ صِلَّتَهُمَا مِنْ طَاعَةِ اللهِ
Barangsiapa yang senang dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rezekinya, maka hendaknya ia berbuat baik kepada ayah dan ibunya. Karena sesungguhnya berbuat baik kepada keduanya merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah. (Bihar al-Anwar, jilid 74, hal 85)


Orang-orang yang tidak diberi jalan ke surga
Rasulullah Saw bersabda:
يَا عَلِيُّ رَاَيْتُ عَلَي بَابِ الْجَنَّةِ مَكْتُوْبًا اَنْتَ مُحَرَّمَةٌ عَلَي كُلِّي بَخِيْلٍ وَ مُرَّاءٍ وَ عَاقٍّ وَ نَمَّامٍ
Hai Ali! Aku melihat di pintu surga tertulis; Engkau diharamkan bagi setiap orang yang kikir, orang yang riya, orang yang durhaka terhadap kedua orang tua dan orang yang suka mengadu domba.